TUGAS KARYA ILMIAH
“SANGIRAN LABORATORIUM MANUSIA
PURBA”
O
L
E
H
SULFIANA S.
X MIA 3
SMA NEGERI 1 LILIRILAU
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Guru Pembimbing
Anwar, S.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini. Salam dan
salawat semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntun
kita ke arah yang benar, sehingga saya dapat menyelesaikan karya tulis yang
berjudul SANGIRAN LABORATORIUM MANUSIA PURBA. Terima kasih kepada bapak/ibu
guru yang telah memberikan kesempatan untuk mengerjakan karya tulis ilmiah ini,
dan orangtua dirumah yang memfasilitasi dan memberikan doanya untuk kelancaran
penulisan ini, dan teman-teman sekalian yang membantu.
Dalam penyusunan karya tulis ini mungkin terdapat banyak
kesalahan, maka saran dan kritikan dibutuhkan untuk bisa memperbaiki kesalahan
dalam penulisan karya tulis ini. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada pihak
yang telah membaca karya ilmiah ini.
TTD
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................................... 1
C. TUJUAN.................................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 2-3-4
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................................... 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Sangiran merupakan lahan
perbukitan tandus yang berada di perbatasan Kabupaten Sragen dan Kabupaten
Karanganyar. Lahan itu dikenal dengan nama Situs Sangiran. Sangiran adalah
situs arkeologi manusia purba terlengkap di Asia. Sangiran pertama kali
ditemukan oleh P.E.C Schemulling tahun 1864 dengan laporan penemuan fosil
vertebrata dari Kalioso. Luas situs Sangiran mencapai 56 km2 ,
lokasi tersebut merupakan pusat perkembangan manusia dunia, yang memberikan
petunjuk tentang keberadaan manusia sejak 150.000 tahun yang lalu. Dilokasi
Sangiran ini pula ditemukan fosil rahang bawah Pithecantropus Erectus untuk
pertama kalinya oleh arkeolog Jerman, Profesor Von Koeningswald.
Koleksi yang tersimpan di
museum Sangiran mencapai 13.806 yang tersimpan pada dua tempat yaitu 2.931
tersimpan di ruang pameran dan 10.875 di dialam ruang penyimpanan. Bahkan
banyak orang asing yang menggunakan kawasan Sangiran sebagai pusat laboratorium
penelitian manusia purba. Museum Sangiran menyumbang perkembangan ilmu
pengetahuan seperti Antropologi, Geologi, Paleoanthropologi. Oleh karena itu
dalam makalah ini akan dibahas Sangiran Laboratorium Manusia Purba
B. Rumusan
masalah
Berdasarkan uraian diatas,
masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Bagaiman sejarah situs
Sangiran ?
2. Apa saja jenis-jenis
manusia purba yang ditemukan di Sangiran ?
3. Mengapa Sangiran
dijadikan laboratorium penelitian manusia purba ?
C. Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah yang telah
dikemukakan di atas, maka dapatlah dirumuskan tujuannya sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui sejarah situs Sangiran.
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di Sangiran.
3. Untuk mengetahui alasan Sangiran
dijadikan labratorium penelitian manusia purba.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
situs Sangiran
Akhir abad ke-19, Eugene Dubois pernah melakukan penelitian di Sangiran, namun tidak terlalu intensif,
kemudian ia memusatkan aktivitas di kawasan Trinil, Ngawi.
Tahun 1934, ahli antropologi Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area Sangiran, setelah mencermati laporan-laporan berbagai penemuan balung buta ("tulang raksasa") oleh warga. Dengan dibantu oleh Toto Marsono, kepala desa Krikilan, setiap hari von Koenigswald meminta penduduk untuk mencari balung buta, yang kemudian ia bayar. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan berbagai fosil Homo erectus lainnya. Ada sekitar 60 lebih fosil Homo erectus atau hominid lainnya dengan variasi yang besar, termasuk seri Meganthropus palaeojavanicus, telah ditemukan di situs tersebut dan kawasan sekitarnya. Penggalian oleh tim von Koenigswald berakhir 1941. Koleksi-koleksinya sebagian disimpan di bangunan yang didirikannya bersama Toto Marsono di Sangiran, yang kelak menjadi Museum Purbakala Sangiran.
Tahun 1934, ahli antropologi Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area Sangiran, setelah mencermati laporan-laporan berbagai penemuan balung buta ("tulang raksasa") oleh warga. Dengan dibantu oleh Toto Marsono, kepala desa Krikilan, setiap hari von Koenigswald meminta penduduk untuk mencari balung buta, yang kemudian ia bayar. Pada tahun-tahun berikutnya, hasil penggalian menemukan berbagai fosil Homo erectus lainnya. Ada sekitar 60 lebih fosil Homo erectus atau hominid lainnya dengan variasi yang besar, termasuk seri Meganthropus palaeojavanicus, telah ditemukan di situs tersebut dan kawasan sekitarnya. Penggalian oleh tim von Koenigswald berakhir 1941. Koleksi-koleksinya sebagian disimpan di bangunan yang didirikannya bersama Toto Marsono di Sangiran, yang kelak menjadi Museum Purbakala Sangiran.
B. Jenis-jenis
manusia purba yang ditemukan di Sangiran
1. Megantropus paleojavanicus
Meganthropus paleojavanicus berasal dari kata Megan = besar, Anthropus = manusia
, Paleo = tua , Javanicus = dari Jawa. Jadi dapat disimpulkan bahwa Megantropus
paleojavanicus adalah Manusia tertua berbadan besar yang berasal dari Jawa.
Ditemukan oleh seorang berkebangsaan Belanda bernama Von koenigswald di Daerah
Sangiran, Jawa tengah antara 1936-1941 pada lapisan bawah (Plestosen bawah )
dan diperkirakan hidup 1-2 juta tahun yang lalu. ciri-cirinya antara lain :
- Memiliki tulang pipi yang tebal
- Memiliki otot kunyah yang kuat
- Memiliki tonjolan kening yang mencolok
- Memiliki tonjolan belakang yang tajam
- Tidak memiliki dagu
- Memiliki perawakan yang tegap
2.Pithecanthropus
soloensis
Ditemukan di dua tempat terpisah oleh
Von Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran antara tahun
1931-1933. Fosil yang ditemukan berupa tengkorak dan juga tulang kering.
3. Ditemukan tengkorak, rahang, tulang pinggul dan
tulang paha manusia Meganthropus, Homo Erectus dan Homo Sapien di lokasi
Sangiran, Sambung Macan (Sragen),Trinil, Ngandong dan Patiayam (kudus)
Selain itu, juga terdapat fosil-fosil peninggalan di
zaman purba antara lain:
§ Fosil manusia:
-
Australopithecus africanus
-
Pithecanthropus
Mojokertensis (Pithecanthropus robustus
-
Meganthropus
Paleojavanicus
-
Pithecanthropus
erectus
-
Homo
Solensis
-
Homo
neanderthal eropa
-
Homo
Neanderthal Asia
-
Homo
Sapiens
§ Fosil binatang bertulang belakang :
- Elephas namadicus (gajah)
- Stegodon trigonocephalus (gajah)
- Mastodon SP (galah)
- Bubalus Palaeokarabau ( Kerbau)
- Felis Palaeojavanica (harimau)
- Sus sp (babi)
- Rhinocerus sondaicus (badak)
- Bovidae (sapi, Banteng)
- Cervus sp ( rusa dan domba)
§ Fosil binatang air :
- Crocodilus sp (buaya)
- Ikan dan kepiting
- Gigi ikan hiu
- Hippopotamus sp ( kuda nil)
- Mollusca ( kelas Pelecypoda dan Gastropoda)
- Chelonia sp ( kura-kura)
- Foraminifera.
§ Batu-batuan :
- Meteorit/ Taktit
- Kalesdon
- Ditome
- Agate
- Ametis
- Alat-alat batu, seperti serpih dan
bilan.
Museum
ini memiliki fasilitas-fasilitas diantaranya:
§ Ruang Pameran ( fosil manusia, binatang
purba)
§ Labolatorium
§ gudang fosil
§ ruang slide
§ menara pandang
§ wisma sangiran
§ kios-kios souvenir khas Sangiran.
C. Sangiran
sebagai laboratorium penelitian manusia purba
Sangiran
dijadikan laboratorium penelitian manusia purba dikarenakan banyak penemuan
manusia purba jenis Pithecantropus Erectus, dan ditemukan fosil peninggalan manusia
purba dari 2,4 juta tahun silam. Tak hanya fosil manusia, tapi juga fosil
berbagai binatang, alat produksi yang digunakan dan sebagainya. Hal ini berbeda
dengan situs-situs manusi purba di Cina seperti Zhudian, Yuanmo dan Longhupa
yang hanya menyajikan peninggalan purba kurang dari dua juta tahun. dan oleh
karena itu didirikan museum purbakala Sangiran, Sangiran telah diakui oleh
dunia sebagai situs penelitian manusia purba terlengkap oleh UNESCO. Tidak
menutup kemungkinan Sangiran masih mengubur fosil-fosil manusia, itulah sebab
Sangiran dijadikan laboratorium penelitian manusia purba.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
:
1.
Sangiran adalah sebuah situs arkeologi (Situs Manusia Purba) di Jawa, Indonesia. Sangiran
terletak di sebelah utara Kota Solo dan berjarak sekitar 15 km (tepatnya di
desa krikilan, kec. Kalijambe, Kab.Sragen).
2.
Ditemukan lebih dari 13.685 fosil 2.931 fosil ada di Museum, sisanya disimpan
di gudang penyimpanan. Sebagai World Heritage List (Warisan Budaya Dunia).
SARAN
Kita sebagai penerus bangsa Indonesia harus tetap
menjaga penemuan-penemuan purbakala baik yang berada di daerah kita maupun di
daerah lain.
DAFTAR PUSTAKA
Http://www.google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar